Kegagalan Dalam Proses Penetasan serta Kemungkinan Penyebabnya

Adapun beberapa faktor yang sering kali dijumpai peternak dalam proses penetasan dengan menggunakan alat penetas buatan, antara lain seperti berikut :
1. Telur Infertil
Beberapa faktor yang menyebabkan telur infertil atau tidak tertunasi adalah :
- Perbandingan induk jantan dan betina tidak memenuhi persyaratan
- Induk jantan/betina sudah terlalu tua
- Induk betina terlalu gemuk
- Kebersihan kerabang telur tetas
- Telur tetas disimpan terlalu lama pada kondisi yang tidak sesuai sebelum dimasukan ke dalam mesin tetas.
- Pakan induk parent stock kekurangan vitamin A,B,C atau E dan
- Parent stock mengalami sakit/stres.
Apabila embrio banyak yang mati awal, kemungkinan penyebabnya adalah :
- Temperatur mesin tetas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
- Faktor genetik parent stock
- Kesalahan dalam proses fumigasi (pengasapan)
- Kesalahan pada pemutaran telur
- Stres/penyakit pada parent stock
Bila embrio banyak yang mati , sesaat sebelum kulit telur retak, maka kemungkinan penyebabnya adalah :
- Pemutaran telur yang tidak benar,
- Temperatur dan kelembapan mesin tetas yang tidak tepat,
- Faktor generik parent stock,
- Peletakan telur pada tray yang tidak benar arahnya, seharusnya yang bulat di atas dan runcing di bawah.
- Sirkulasi udara yang tidak baik
Bila embrio banyak yang mati sesudah kulit telur retak, maka kemungkinan penyebabnya adalah kelembapan di mesin hatcher (penetasan) terlalu rendah dan terjadi fluktuasi temperatur di mesin setter.
5. Bila final stock menetas terlalu cepat
Kemungkinan disebabkan oleh temperatur mesin setter/hatcher yang terlalu tinggi.
6. Final stock terlambat menetas
Bila final stock terlambat menetas, kemungkinan disebabkan oleh temperatur mesin setter terlalu rendah atau sebelum ditetaskan, telur tetas telah lama disimpan.
7. Final stock tidak serempak menetas
Bila final stock tidak serempak menetas, kemungkinan penyebabnya adalah :
- Penyebaran panas di dalam mesin tetas tidak merata
- Telur tetas berasal dari induk/parent stock yang berbeda umur dan
- Ukuran telur yang beragam
Bila pusar final stock tidak menutup secara sempurna, kemungkinan penyebabnya adalah :
- Temperatur di mesin hatcher terlalu tinggi
- Temperatur di mesin setter terlalu berfluktuasi
- Kesalahan teknik fumigasi pada saat telur berada di mesin hacther dan
- Kelembapan di mesin hatcher terlalu rendah.
Bila final stock tertutup cairan, maka kemungkinan penyebabnya adalah :
- Temperatur di mesin tetas terlalu rendah,
- Kelembapan di mesin tetas terlalu tinggi dan
- Kandungan gizi pakan parent stock kurang tepat.
Bila final stock terlalu kecil, maka kemungkinan penyebabnya adalah :
- Berat telur tetas terlalu rendah
- Kelembapan di mesin tetas terlalu rendah dan
- Temperatur di mesin tetas terlalu tinggi
Bila final stock terlalu lemah, maka kemungkinan penyebabnya adalah
- Temperatur di mesin hatcher terlalu tinggi
- Kelembapan di mesin hatcher terlalu tinggi
- Kandungan gizi pakan parent stock kurang tepat
- Telur tetas berasal dari induk parent stock yang masih muda.
Demikianlah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dalam proses penetasan serta kemungkinan penyebabnya. Harapan kami kiranya artikel ini dapat membantu para peternak dalam upaya memperoleh bibit itik ataupun bibit unggas lainnya agar dapat menghidari kesalahan dalam melakukan proses penetasan nantinya.
Bila ada rekan-rekan peternak yang memiliki pengalaman dalam usaha pembibitan itik, baik tips ataupun ide serta pertanyaan seputar pembibitan itik, silahkan berbagi pengalaman bersama "ternak itik intensife".
Semoga bermanfaat !
Artikel yang berhubungan : Proses Pembibitan/Penetasan Itik
terimaksih atas artikelnya... sy yakin dengn adnya artikel ini banyak sekali manfa'atnya bagi yg membacanya..
ReplyDeleteuntuk fumigasi itu kita memerlukan alat pendukung apa aja, dan untuk volume dan intensitas untuk fumigasi brp hari? mksh
ReplyDeleteTerima kasih atas kunjungannya !
ReplyDeleteCara fumigasi telur adalah seperti berikut :
A. Persiapan Bahan
1. Tempatkan telur yang sudah terlebih dahulu dibersihkan dalam wadah telur dengan bagian tumpul menghadap ke atas.
2. Tempatkan wadah tersebut di suatu ruangan yang dapat ditutup rapat atau di dalam mesin penetasan.
3. Ukur volume ruangan, Volume = panjang x lebar x tinggi
4. Takar formalin dan KMnO4 dengan dosis untuk setiap 3 m3 ruangan disediakan 60 cc formalin dan 20 gram KMnO4.
5.Sediakan wadah cekung yang tahan panas, misalnya panci berlapis email atau kuali dari tanah.
6. Daya tampung wadah tersebut paling sediki 3 kali dari volume formalin yang akan digunakan.
B. Cara fumigasi
1. Tuangkan KMnO4 (biasa juga disebut PK) ke dalam wadah
2. Tempatkan wadah tersebut di bagian bawah telur
3. Tuangkan formalin secara perlahan-lahan ke dalam wadah
4. Secepatnya tutup ruangan fumigasi atau mesin tetas.
5. Biarkan fumigasi/pengasapan berlangsung selama 20 menit
Info yang berkaitan dapat dilihat pada halaman "Tata Laksana Penetasan Telur"
bagaimana cara mengetahui embrio yg mati ?
ReplyDeletetiap kali saya melakukan penetasan,baik doc maupun dod,selalu ada yg lumpuh.apa sebabnya?trims ats jwbannya.
ReplyDeletepentilasi
ReplyDeletekemungkinan akibat indukan kurang protein ... trims
ReplyDelete[...] lihat……..disini [...]
ReplyDeletemesin tetas saya terbuat dari steropom bekas dan pembalikannya menggunakan tengan langsung, apa berpengaruh sama potensi menetasnya, dari hari ke 4 saya amati ko ga ada tanda tanda, mohon solusinya, terimakasih,-
ReplyDelete